Wajah pendidikan Indonesia masih terkesan mewah. Betapa tidak, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi saja membutuhkan uang yang cukup mahal menurut rakyat kecil. Sehingga pendidikan identik dengan orang-orang berduit. Itulah yang menjadi landasan dasar diadakannya Sekolah Rakyat di Ibnu Rusyd.
Dinamakan Sekolah Rakyat karena sekolah ini membawa konsep sekolah jaman dahulu di mana sekolah itu merakyat, gratis dan gurunya tidak materialis. “Rakyat, karena sekolahnya gratis dan gurunya tidak materialis (tidak dibayar, red),” jelas Sukron Ma’mun, Ketua Penyelenggara.
Sekolah ini diadakan setiap minggu selama 3 kali dengan materi yang berbeda. Minggu pertama Bahasa Inggris (5/10), kemudian Bahasa Jepang (12/10) dan terakhir Bahasa Rusia (19/10). Tercatat ada 50 murid yang berasal dari seluruh mabna. Meskipun sekolah rakyat, tetapi model pembelajarannya tidak kalah dengan yang lain yaitu aktif-interaktif disertai dengan game. Diharapkan sekolah model seperti ini dapat terus dilestarikan di tahun-tahun berikutnya. (ag)
0 komentar:
Posting Komentar